Menjaga Metabolisme Tubuh
Apakah anda ingin sehat lakukan lah hal seperti berikut:
LAKUKAN :
Untuk mempertahankan tubuh agar tetap shape dan sehat sepanjang tahun, sebaiknya Anda makan yang teratur agar metabolisme tubuh pun teratur. Jangan lagi menahan lapar karena kesibukan di kantor yang tidak bisa ditinggalkan. Jangan pula makan hanya karena Anda ‘lapar mata’. Patuhi jam makan Anda !
Jangan terlalu sering minum teh. Selain air mineral, teh kerap menjadi pilihan saat kita makan. Jika ini sering Anda lakukan, mulai sekarang coba kurangi kebiasaan tersebut. Pasalnya, minum teh tidak boleh terlalu sering, karena kandungan t6annic acid yang terkandung di dalam teh bisa menghambat penyerapan zat besi dalam makanan yang Anda konsumsi. Sebaiknya Anda lebih memilih banyak minum air putih, minimal delapan gelas perhari untuk memperlancar sistem metabolisme tubuh.
Pilih roti gandum. Roti gandum atau yang lebih dikenal dengan sebutan whole wheat bread ini memang selalu jadi andalan pelaku diet. Roti gandum mengandung serat tinggi, anti oksidan, fitoestrogen (baik untuk mencegah penyakit jantung dan kanker), vitamin, mineral dan juga zat besi. Selain itu, roti gandum juga memiliki cita rasa yang lebih khas dibanding roti putih (roti biasa). Sehingga memilih roti gandum sebagai pengganti asupan karbohidrat yang biasa Anda dapatkan dari nasi putih, sangat membantu proses metabolisme tubuh. Karena selain mudah cerna, roti gandum juga mengandung banyak gizi.
Perbanyak makan makanan organik. Makan makanan organik akan sangat membantu proses metabolisme tubuh, karena dengan makan makanan organik berati makanan yang Anda makan bebas dari racun yang di dapat dariuar seperti pupuk, peptisida, dan sebagainya. Makan makanan organik menjadikan metabolisme meningkat serta mengeluarkan dan mengurangi sifat asam dari dalam tubuh.
JANGAN :
Makan sembarangan, artinya bukan hanya menunjukkan tempat dimana Anda makan tetapi juga jadwal makan harian. Bagi Anda yang aktif sepanjang tahun, sebaiknya tetap konsiten pada jadwal makan yang telah Anda tentukan. Misalnya makan pagi jam tujuh pagi, makan sian jam dua belas, makan malam jam tujuh, dan konsumsi suplemen atau camilan bergizi di seka-seka waktu tersebut. Dan bila Anda ada undangan pesta di jam yang seharusnya tidak boleh makan, sebaiknya pilih makanan yang tidak berkalori dan berlemak, seperti buah-buahan,
Minum-minuman bersoda. Minuman terbaik adalah air putih. Sebaiknya Anda tidak terlalu banyak minum air teh dan kopi. Anda harus selalu ingat untuk menghindari soft drink atau minuman bersoda. Minum ini akan menghambat proses metabolisme tubuh karena mengandung zat-zat kimia lain yang belum tentu diperlukan.
Tahukah Anda, kalau nasi putih yang selama ini Anda makan ternyata memiliki watak yang jelek untuk metabolisme tubuh ? Nasi putih yang lembut itu termasuk ke dalam golongan karbohidrat sederhana yang mudah diserap dan mudah disimpan menjadi lemak di tubuh, membuat tubuh mudah lemas, dan membuat Anda cepat merasa lapar.
Makan makanan instant. Makanan instan memang sangat lezat rasanya, selain itu juga sangat praktis dalam pengolahan. Namun, makanan instan ternyata sangat membahayakan metabolisme tubuh. Gizi yang terkandung dalam makanan instan sudah sangat berkurang. Kalaupun masih terdapat nilai gizinya, dikhawatirkan sudah rusak. Pengolahan makanan instan juga sering dicampur dengan bahan makanan kimia.
Vitamin D Jauhkan Jantung dan Diabetes
ORANG-orang dengan kadar vitamin D tinggi berisiko hampir lima puluh persen lebih rendah mengalami penyakit jantung atau diabetes.
Tim peneliti dari Warwick Medical School menemukan bahwa orang-orang dengan kadar vitamin D tinggi dalam darah berisiko 43 persen lebih rendah mengalami penyakit kardiovaskular, diabetes tipe2 dan sindrom metabolik.
Menurut peneliti, orang-orang bisa meningkatkan kadar asupan vitamin D melalui diet dan paparan sinar matahari, paling tidak 30 menit dua kali seminggu.
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa vitamin D berperan penting dalam mencegah penyakit dan menghindarkan orang lanjut usia dari risiko terjatuh.
Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal medis Maturitas menemukan bahwa orang-orang dengan kadar vitamin D tinggi berisiko 33 persen lebih rendah mengalami penyakit kardiovaskular dibandingkan orang-orang dengan kadar vitamin D rendah. Selain itu, risiko diabetes tipe 2 berkurang sebanyak 55 persen dan risiko sindrom metabolik berkurang hingga setengahnya.
"Secara umum, kami menemukan bahwa kadar vitamin D tinggi berkaitan dengan pengurangan risiko gangguan kardiometabolik sebanyak 43 persen," terang peneliti, seperti dikutip situs dailymail.com.
Salah satu peneliti, Dr Johanna Parker, menyatakan bahwa review tersebut tidak menyertakan orang-orang yang menggunakan suplemen vitamin D."Kami menganjurkan orang untuk mengonsumsi diet sehat dengan dua atau tiga porsi ikan seminggu dan lima porsi buah dan sayuran."
Sekitar 90 persen vitamin D, terang Parker, berasal dari cahaya matahari. Jadi, orang-orang dianjurkan mendapatkan paparan sinar matahari pagi."Orang-orang sebaiknya terpapar sinar matahari 30 menit dua kali seminggu. Artinya, membiarkan wajah dan lengan terpapar tanpa menggunakan sunscreen." Cara ini, menurut dia, akan memberikan vitamin D yang cukup untuk tubuh.
Jangka panjang
Cara kerja vitamin D, terang peneliti, belum sepenuhnya dipahami. Tapi, vitamin ini memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker dan meningkatkan fungsi pembuluh darah atau sistem kekebalan tubuh.
Suplemen vitamin D tersedia dalam dua bentuk, vitamin D2 dan D3. Peneliti menganjurkan vitamin D3 karena lebih aktif dan efektif.
Vitamin D bisa ditemukan pada makanan seperti salmon, tuna dan oily fish lainnya. Vitamin D juga seringkali ditambahkan ke dalam susu.
Di Inggris, Food Standards Agency tidak menganjurkan dosis vitamin D harian yang spesifik kecuali untuk orang-orang tertentu. Badan ini menyarankan konsumsi 10 mcg gram vitamin D sehari untuk orang lanjut usia, perempuan hamil, orang Asia , orang yang sangat sedikit terpapar sinar matahari dan orang yang tidak makan daging atau ikan.
Akan tetapi, institusi ini juga menyatakan bahwa suplemen harian sebanyak 25 mcg tidak akan membahayakan.
Konsumsi suplemen vitamin D berlebih dalam jangka panjang, menurut peneliti, akan membuat tubuh menyerap terlalu banyak kalsium. Bukannya baik, hal ini justru akan memperlemah tulang dan kemungkinan merusak hati dan ginjal.
Ika Rowina Tarigan: Media Hidup Sehat
Tim peneliti dari Warwick Medical School menemukan bahwa orang-orang dengan kadar vitamin D tinggi dalam darah berisiko 43 persen lebih rendah mengalami penyakit kardiovaskular, diabetes tipe2 dan sindrom metabolik.
Menurut peneliti, orang-orang bisa meningkatkan kadar asupan vitamin D melalui diet dan paparan sinar matahari, paling tidak 30 menit dua kali seminggu.
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa vitamin D berperan penting dalam mencegah penyakit dan menghindarkan orang lanjut usia dari risiko terjatuh.
Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal medis Maturitas menemukan bahwa orang-orang dengan kadar vitamin D tinggi berisiko 33 persen lebih rendah mengalami penyakit kardiovaskular dibandingkan orang-orang dengan kadar vitamin D rendah. Selain itu, risiko diabetes tipe 2 berkurang sebanyak 55 persen dan risiko sindrom metabolik berkurang hingga setengahnya.
"Secara umum, kami menemukan bahwa kadar vitamin D tinggi berkaitan dengan pengurangan risiko gangguan kardiometabolik sebanyak 43 persen," terang peneliti, seperti dikutip situs dailymail.com.
Salah satu peneliti, Dr Johanna Parker, menyatakan bahwa review tersebut tidak menyertakan orang-orang yang menggunakan suplemen vitamin D."Kami menganjurkan orang untuk mengonsumsi diet sehat dengan dua atau tiga porsi ikan seminggu dan lima porsi buah dan sayuran."
Sekitar 90 persen vitamin D, terang Parker, berasal dari cahaya matahari. Jadi, orang-orang dianjurkan mendapatkan paparan sinar matahari pagi."Orang-orang sebaiknya terpapar sinar matahari 30 menit dua kali seminggu. Artinya, membiarkan wajah dan lengan terpapar tanpa menggunakan sunscreen." Cara ini, menurut dia, akan memberikan vitamin D yang cukup untuk tubuh.
Jangka panjang
Cara kerja vitamin D, terang peneliti, belum sepenuhnya dipahami. Tapi, vitamin ini memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker dan meningkatkan fungsi pembuluh darah atau sistem kekebalan tubuh.
Suplemen vitamin D tersedia dalam dua bentuk, vitamin D2 dan D3. Peneliti menganjurkan vitamin D3 karena lebih aktif dan efektif.
Vitamin D bisa ditemukan pada makanan seperti salmon, tuna dan oily fish lainnya. Vitamin D juga seringkali ditambahkan ke dalam susu.
Di Inggris, Food Standards Agency tidak menganjurkan dosis vitamin D harian yang spesifik kecuali untuk orang-orang tertentu. Badan ini menyarankan konsumsi 10 mcg gram vitamin D sehari untuk orang lanjut usia, perempuan hamil, orang Asia , orang yang sangat sedikit terpapar sinar matahari dan orang yang tidak makan daging atau ikan.
Akan tetapi, institusi ini juga menyatakan bahwa suplemen harian sebanyak 25 mcg tidak akan membahayakan.
Konsumsi suplemen vitamin D berlebih dalam jangka panjang, menurut peneliti, akan membuat tubuh menyerap terlalu banyak kalsium. Bukannya baik, hal ini justru akan memperlemah tulang dan kemungkinan merusak hati dan ginjal.
Ika Rowina Tarigan: Media Hidup Sehat
DBD, sangat berbahaya bila ada penyakit lain
Jika seseorang memiliki penyakit serius seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan lainnya, secara umum kondisinya bisa makin memburuk saat terkena DBD.
Tubuh pasien sudah pasti lebih lemah dibandingkan dengan orang yang tidak mengidap penyakit lainnya. Apalagi infeksi DBD juga memicu gula darah meningkat dan membuat komplikasi makin parah.
Yang perlu diwaspadai adalah cairan dalam tubuh akan semakin cepat berkurang sehingga bisa mengakibatkan turunnya jumlah trombosit secara drastis.
Ketika tubuh membutuhkan cairan, harus hati-hati dalam pemberian cairan. Pasalnya, daya tahan tubuh penderita, diabetesi khususnya, gampang lemah dan pemberian cairan infus yang mengandung gula bisa menaikkan kadar gula darahnya.
Tetap perlu kajian medis mendalam untuk penatalaksanaanya. Lebih-lebih jika sudah terjadi komplikasi ke ginjal, hati, dan tekanan darah.
Tubuh pasien sudah pasti lebih lemah dibandingkan dengan orang yang tidak mengidap penyakit lainnya. Apalagi infeksi DBD juga memicu gula darah meningkat dan membuat komplikasi makin parah.
Yang perlu diwaspadai adalah cairan dalam tubuh akan semakin cepat berkurang sehingga bisa mengakibatkan turunnya jumlah trombosit secara drastis.
Ketika tubuh membutuhkan cairan, harus hati-hati dalam pemberian cairan. Pasalnya, daya tahan tubuh penderita, diabetesi khususnya, gampang lemah dan pemberian cairan infus yang mengandung gula bisa menaikkan kadar gula darahnya.
Tetap perlu kajian medis mendalam untuk penatalaksanaanya. Lebih-lebih jika sudah terjadi komplikasi ke ginjal, hati, dan tekanan darah.
Langganan:
Postingan (Atom)