Vitamin D Jauhkan Jantung dan Diabetes

ORANG-orang dengan kadar vitamin D tinggi berisiko hampir lima puluh persen lebih rendah mengalami penyakit jantung atau diabetes.

Tim peneliti dari Warwick Medical School menemukan bahwa orang-orang dengan kadar vitamin D tinggi dalam darah berisiko 43 persen lebih rendah mengalami penyakit kardiovaskular, diabetes tipe2 dan sindrom metabolik.

Menurut peneliti, orang-orang bisa meningkatkan kadar asupan vitamin D melalui diet dan paparan sinar matahari, paling tidak 30 menit dua kali seminggu.

Banyak bukti yang menunjukkan bahwa vitamin D berperan penting dalam mencegah penyakit dan menghindarkan orang lanjut usia dari risiko terjatuh.

Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal medis Maturitas menemukan bahwa orang-orang dengan kadar vitamin D tinggi berisiko 33 persen lebih rendah mengalami penyakit kardiovaskular dibandingkan orang-orang dengan kadar vitamin D rendah. Selain itu, risiko diabetes tipe 2 berkurang sebanyak 55 persen dan risiko sindrom metabolik berkurang hingga setengahnya.

"Secara umum, kami menemukan bahwa kadar vitamin D tinggi berkaitan dengan pengurangan risiko gangguan kardiometabolik sebanyak 43 persen," terang peneliti, seperti dikutip situs dailymail.com.

Salah satu peneliti, Dr Johanna Parker, menyatakan bahwa review tersebut tidak menyertakan orang-orang yang menggunakan suplemen vitamin D."Kami menganjurkan orang untuk mengonsumsi diet sehat dengan dua atau tiga porsi ikan seminggu dan lima porsi buah dan sayuran."

Sekitar 90 persen vitamin D, terang Parker, berasal dari cahaya matahari. Jadi, orang-orang dianjurkan mendapatkan paparan sinar matahari pagi."Orang-orang sebaiknya terpapar sinar matahari 30 menit dua kali seminggu. Artinya, membiarkan wajah dan lengan terpapar tanpa menggunakan sunscreen." Cara ini, menurut dia, akan memberikan vitamin D yang cukup untuk tubuh.

Jangka panjang

Cara kerja vitamin D, terang peneliti, belum sepenuhnya dipahami. Tapi, vitamin ini memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker dan meningkatkan fungsi pembuluh darah atau sistem kekebalan tubuh.

Suplemen vitamin D tersedia dalam dua bentuk, vitamin D2 dan D3. Peneliti menganjurkan vitamin D3 karena lebih aktif dan efektif.

Vitamin D bisa ditemukan pada makanan seperti salmon, tuna dan oily fish lainnya. Vitamin D juga seringkali ditambahkan ke dalam susu.

Di Inggris, Food Standards Agency tidak menganjurkan dosis vitamin D harian yang spesifik kecuali untuk orang-orang tertentu. Badan ini menyarankan konsumsi 10 mcg gram vitamin D sehari untuk orang lanjut usia, perempuan hamil, orang Asia , orang yang sangat sedikit terpapar sinar matahari dan orang yang tidak makan daging atau ikan.

Akan tetapi, institusi ini juga menyatakan bahwa suplemen harian sebanyak 25 mcg tidak akan membahayakan.

Konsumsi suplemen vitamin D berlebih dalam jangka panjang, menurut peneliti, akan membuat tubuh menyerap terlalu banyak kalsium. Bukannya baik, hal ini justru akan memperlemah tulang dan kemungkinan merusak hati dan ginjal.

Ika Rowina Tarigan: Media Hidup Sehat

0 komentar:

Posting Komentar

 

RAHASIA SEHAT © 2009. Blogger Template By SkinCorner